Saturday 9 August 2008

titipan Addin


BAB I

PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang


Dewasa ini, masyarakat Indonesia sudah kenal betul dengan keberadaan tempe, yang berbahan baku kedelai impor ini pada lidah mereka. Tentunya terlepas dari masalah tempe, kalangan masyarakat menengah kebawah, tentu sudah menjadikan tempe sebagai makanan yang paling merakyat. Hal tersebut memang tidak mengherankan , selain harganya yang terjangkau, tempe juga memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi. Selain tempe makanan yang di produksi dengan menggunakan bahan dasar kedelai adalah, tahu dan kecap. Tentunya, tidak mudah menghapus semua yang sudah melekat erat pada masyarakat.

Tempe, akhir-akhir ini rupanya menjadi topik hangat di masyarakat, mendadak tempe yang biasanya menjadi kosumsi keseharian masyarakat Indonesia, khususnya kaum menengah, menjadi sesuatu yang sulit di gapai. Pasalnya, harga kedelai, yang di impor dari Amerika ini mengalami lonjakan harga, sehingga banyak produsen home industri tempe, berhenti memproduksi tempe untuk sementara waktu. Di sisi lain, ternyata tempe yang berbahan kedelai impor Amerika ini merupakan kedelai transgenik yang konon sudah di tolak oleh negara – negara maju, seperti Inggris, Jerman, dan Kanada , hal ini tidak lain didasari karena adanya indikasi dampak yang buruk dalam pengkonsumsian tempe transgenic tingkat lanjut.

Adanya kekawatiran yang meluas tentang potensi resiko tanaman transgenik terhadap lingkungan adalah suatu hal yang dapat dipahami dan patut dipertimbangkan dalam putusan pelepasan tanaman transgenik baik di Indonesia maupun di negara manapun juga di dunia. Baik pihak swasta maupun lembaga pemerintah terkait di suatu negara termasuk Indonesia telah atau sedang berusaha untuk meneliti dan mengkaji resiko ini dan data yang didapatkan diperlukan oleh lembaga berwenang untuk menentukan apakah suatu produk rekayasa genetika dapat dilepas secara komersial di lapang. Di negara kita perangkat regulasi dan institusinya juga telah ada dan juga sedang dikembangkan menjadi perangkat yang lebih memenuhi standar masa kini. Syarat utama bagi pelepasan tanaman transgenik adalah hanya produk yang telah teruji aman baik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan yang dapat dilepas.

Kemajuan bioteknologi di dunia sangat pesat sehingga dipercaya sebagai gelombang baru ekonomi dunia setelah teknologi informasi. Seperti yang di kemukakan oleh Wiranto B ( 2005 ) sebagai berikut.


Bioteknologi modern lahir tahun 1970 dan mengalami revolusi karena perubahan paradigma pemanfaatan materi hayati dari tingkat seluler ke tingkat molekuler. Perkembangan mulai dari rekayasa genetika, rekayasa protein sampai rekayasa jaringan semua didasari oleh teknologi yang berdasar pada pengetahuan biologi molekuler tadi. Indonesia memulai pengembangan bioteknologi tahun 1985 dan terus berkembang sampai sekarang dengan penguasaan utama bidang pertanian. Dengan semakin banyaknya sektor industri di Indonesia yang ikut masuk ke bioteknologi selain yang sudah ada yaitu pertanian dan ditambah sekarang dengan farmasi, kosmetika dan pangan, maka peluang bioteknologi di Indonesia semakin besar di masa datang. Penyediaan SDM bioteknologi Indonesia menjadi lebih penting dirasakan.


Mengingat potensi manfaat yang besar oleh tanaman transgenik ini terhadap kehidupan manusia, maka penerimaan tanaman transgenik cenderung meningkat yang ditandai oleh peningkatan produksi dan aplikasinya secara global dari tahun ke tahun. Peraturan yang mengatur agar resiko dapat dihindarkan atau diperkecil juga turut berkembang dari tahun ke tahun pula mengingat teknologi ini merupakan teknologi yang baru. Mengingat salah satu potensi resiko yang dapat ditimbulkan oleh tanaman transgenik adalah pengrusakan lingkungan, maka selayaknya kita turut serta berperanan dalam pelestarian bio-diversitas yang merupakan aset bangsa dan dunia dengan berusaha sebaiknya agar teknologi yang dipakai tidak ikut merusak dan memiskinkan biodiversitas.









    1. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan , untuk :

1.2.1 Menganalisis dampak resiko dari pengkonsumsian , makanan dengan bahan baku tanaman transgenic, dalam hal ini secara khusus di ambil sampel tempe dengan bahan baku kedelai

1.2.2 Mencari jalan keluar, untuk para petani Indonesia, dengan mengkaji leteratur tanaman transgenic, sebagaimana demi kepentengian bioteknologi dan social masyarakat.

1.2.3 Mengkaji tanaman transgenic, cara pengemabangannya, dan peraturannya.

1.2.4 Membandingkan keunggulan tanaman transgenic, di samping dampak yang di akibatkan, dengan tanaman organic.

1.2.5 Memahami apa yang di sebut dengan tanaman Bioteknologi atau transgenic, agar pemanfaatannya tidak di salah gunakan, dan bermanfaat manusia



    1. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang hendak di pecahkan antara lain adalah :

1.3.1 Apa itu transgenic?

1.3.2 Apa dampak dari pangan olahan dengan bahan baku transgenic., -di khususkan

untuk tempe dengan kedelai transgenic -?

1.3.3 Di mana letak perbedaan antara tanaman organic dan transgenic?

1.3.4 Mengapa banyak produksi makanan menggunakan bahan pokok menggunakan tanaman hasil rekayasa genetika, atau transgenic?

1.3.5 Bagaimana sebenarnya tatacara atau peraturan dari pengembangan tanaman transgenic?

1.3.6 Bagaimana perkembangan bioteknologi transgenic pada perkembangan pangan Indonesia ?

1.3.7 Opini ilmuan, tentang tanaman transgenic?




    1. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, diantaranya adalah :

Mengklasifikasikan dan meluruskan rumor yang terjadi di masyarakat, dan dengan demikian, masyarakat bisa menjadi lebih bijak pada lingkungan dan kesehatan. Dengan menganalisis tempe denagn bahan baku hasil GMO maka, akan menjadikan jelas, apa yang semula menjadi sebuah Pro Kontra di masyarakat. Manfaat lain dari penulisan karya ilmiah ini, adalah menghimbau masyarakat dan mempublikasikan, apa sebenarnya transgenic dan bioteknologi, sehingga kelak tidak akan terjadi penafsiran ganda.


No comments: