Saturday 9 August 2008

Jingga

Sinar mentari yang masih malu-malu mulai membuai wajahku. Sampai akhirnya sampai menembus ke mataku yang sudah tertutup rapat sangking kesalnya, semalam begadang. Ku balik posisiku menjauh dari arah sinar, dan kemudian aku tutup kembali mataku. Pasalnya, masih terlampau lelah untuk menjalankan aktivitas pagi ini.

Tok…Tok….

Sebuah ketukan ringan muncul dari arah pintu, membuatku kembaligusar. Akhirnya aku tutup kupingku dengan bantal kesayanganku.

Tok…Tok..Tokkk…..

Kembali terdengar suara ketukan, kali ini semakin keras.

“ ADUHHHH…RESEK BANGET SIH NIH ORANG!” , Teriakku berang.

TOK…TOK…TOK…TOK…..

Ketukan itu semakin menjadi, rupannya yang merasa kesal bukan Cuma aku, tetapi yang mengetuk pintu itu juga kelihatannya sudah mulai berang.

“ Iya…Iya….”

Cklek…

Ku buka pintu kamarku, di depanku saat ini berdiri seorang pemuda tampan berpostur porPosional, yang memandangku dengan heran.

“ Susah banget sih di bangunin?”, tanyanya dennagn nada memprotes.

“ Sial lo, gue ngantuk banget, semalam lembur. Gila…dia kuat banget, ngajak gue main sampai pagi.” Jelasku dengan malas. Kemudian, aku melangkahkan kaki ke kamarku , pemuda itu mengekor.

“ Lo kenapa pagi-pagi ganggu gue? Ada hal penting?Kalo mau unang, gue lagi bokek. Belom tanggalnya.” Ku hempaskan tubuhku kembali bersetubuh dengan kasur dan guling. Nyaman, batinku.

“ Lo masih jualan?” Tanya pemuda itu dengan nada serius. Dia memandangku dengan tatapan penasaran dan….mencerca.

“ Huh…”, desahku.” Lo tahukan, cuman ini yang bisa gue lakuin buat hidup. Gue gak punya sapa-sapa lagi, gue juga gak punya keterampilan. Lo kan tahu, gue udah pernah nyoba jadi pelayan kafe, eh…ternyata gue malah di lecehin ma bos gue. Gue juga udah nyoba segala kemungkinan pekerjaan yang bisa gue lakuin, tapi semuanya gak mau nerima gue. Jadi…lo tahu sendiri kan jawabnya.”

Pemuda itu mendekat ke arahku dan menempatkan dirinya di dekat kepalaku.

“ Lalu kenapa kau tidak mau menerima tawaranku, untuk menjadi pendampingku.”

Sekilas hening, suara TV tetangga sebelah yang sepertinya sedang menonton acara reality show mengiringi diam kami.

“ HAHAHAHAHAHAHHA”, Aku tertawa ngakak.” Lo serius, mau jadi pasangan gue. Heh…gue bilain ya lo itu lebih muda 5 tahun dari gue, mana mungkin gue mau jalan sama berondong kayak lo. Reputasi gue sebagai seorang pelacur kelas eksekutif lengser dong. Sorry ya Dik, mending lo sekarang pulang minum susu, cuci kaki , lalu tidur. Pekerjaan aja lo gaK PUNYA. Duit dari mana lo hidupin gue. Adanya ntar lo malah jadi beban hidup gue. “


No comments: